KEGAGALAN DALAM PROSES PENGECATAN
Kali ini saya akan membahas tentang kegagalan proses pengecatan karena sangat penting ketika kita sebelum melakukan ppengecat atau merepair body dari sebuah kendaraan agar kendaraan tersebut tidak mengalami kegagalan pada saat kita melakukan pengecatan, karena percumah saja kalau kita mengecat kemudian baru beberapa jam sudah mengalami kegagalan dalam pengecatannya.
Pengecatan adalah sebuah
proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau bubuk) di atas sebuah benda
dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras dengan cara mengeringkannya.
Sebuah mobil sebagian
terbuat dari(lembaran baja). Jika terbuka terhadap udara, baja ceenderung untuk
menghasilkan karat di atasnya. Jika karat mulai tumbuh, menutupi baja sehingga
menjadi sulit untuk menjaga sifat-sifat baja seperti kekuatan dan bahkan bentuk
aslinya. Dengan mengecatnya, berarti mencegah karat tumbuh diatasnya, sehingga
bisa mendapat sifat aslinya lebih
lama dibandingkan jika tidak di cat.
Nilai komersialnya akan
jauh lebih tinggi jika di cat dengan indah, bila dibandingkan dengan mobil lain
yang tidak di cat bahkan jika keduanya memiliki konfigurasi yang sama, fungsi
dan kinerjanya sama.
Teknik
pengecatan yang jelek dapat mengakibatkan :
- Run dan Sag
- Semprotan kering
- Permukaan tidak rata / kasar
- Kerusakan pada permukaan cat seperti Popping
Cacat pengecatan
(Painting Defects) yang biasanya ditemui pada saat proses pengecatan adalah
sebagai berikut:
Merupakan
cacat berupa luka atau lecetnya lapisan cat yang disebabkan oleh pengencer yang
terjebak dalam lapisan atas atau lapisan bawah, terlebih lagi apabila
dipengaruhi oleh pengeringan yang tidak tepat. Cacat jenis ini juga dikenal
sebagai boiling, solvent boil, boil, atau popping
Gambar 1. Popping
v Penyebab
v Waktu
flash off kurang antara lapis ke lapis berikutnya
v Lapisan
cat terlalu tebal, thinner yang digunakan tidak sesuai dan ovennya terlalu
tinggi
v Tekanan
angin terlalu rendah
v Pencegahan
v Flash
off minimal 5 menit antara tiap-tiap lapisan dan berikan waktu yang cukup
sebelum dioven
v Ketebalan
cat & thinner harus sesuai yang direkomendasikan
v Periksa
tekanan yang dipakai 3-4 kg/cm2
v Perbaikan
v Apabila
hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas amplas
no P1200 – P1500 dengan air dan setelah itu di compound yang halus
v Apabila
parah maka amplas dahulu pada permukaan popping tersebut sampai habis, dan
lakukan pengecetan ulang
2. Beads
(Cissing/ lubang kawah/ fish eyes/ mata ikan)
Cacat
pengecatan berupa kawah yang membuka seperti mata ikan setelah aplikasi cat
warna. Dikenal juga dengan istilah silicone contamination, poor wetting,
saucering, pits, craters atau cissing .
Gambar 2. Fish Eyes
v Penyebab
v Tercemar
dengan oli, minyak atau air karena cat tidak dapat membentuk lapisan diatas
air, oli ataupun minyak
v Tercemar
oleh debu, kotoran lain atau silicone dari polish compound
v Terjadi
pencemaran over spray dari tipe lain
v Pencegahan
v Menghilangkan
oli, minyak dan air pada kompresor dari air regulator setiap hari
v Menghilangkan
kotoran seperti air, minyak sebelum dan sesudah menggunakan
v Perbaikan
v Apabila
hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas
amplas no P1200 – P1500 dengan air dan setelah itu di compound yang halus
v Apabila
parah maka amplas dahulu pada permukaan pinehole tersebut sampai habis dan
dispot epoxy primer bila perlu, dan lakukan pengecetan ulang
3. Seeds/dirt/Bintik
Partikel debu/debu cat atau kotoran jatuh di atas lapisan film yang basah dan tertinggal
di dalam pada saat cat mengering.
Gambar 3. Bintik
v Penyebab
v Spray
booth/oven kotor, filter tidak berfungsi, body mobil masih kotor, kontaminasi
dengan sisa-sisa pengamplasan, debu ataupun partikel asing yang menempel selama
proses pengecatan
v Pencegahan
v Membersihkan
ruangan oven/spray booth dan filternya, meniup dengan amgin pada body mobil
yang akan dicat
v Perbaikan
v Apabila
bintik kecil-kecil, maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas
amplas no P1200 – P1500 dengan cara wet sanding dan compound dengan non silicon
compound yang halus
v Apabila
bintiknya parah maka harus dilakukan pengecatan ulang kembali
4. Shrinkage
(lifting, mengkerut, terangkat)
Kerusakan
cat yang membentuk pulau dan mengkerut, dikenal juga dengan istilah featheredge
splitting.
Gambar 4. Shirinkage
v Penyebab
v Kelebihan
cat yang mengalir kebawah dan mengering dan mengkerut sehingga akan cenderung
membentuk seperti pula, dikenal juga dengan istilah featheredge splitting.
v Pencegahan
v Pada
saat proses pengecatan harus diperhatikan benar cat yang disemprotkan agar
tidak terlalu banyak yang menempel pada permukaan
v Perhatikan
waktu/jeda penyemprotan cat pada permukaan yang dicat
v Perbaikan
v Perlu
diamplas dan dikelupas kemudian dilakukan epoxy kemudian dilakukan pengecetan
ulang pada permukaan tersebut
5. Pinhole
(scales/ kerak kecil/ lubang jarum)
Merupakan
cacat pengecatan berupa lubang saat penyelelesaian akhir, atau lubang pada
dempul, atau primer yang disebabkan oleh pengencer, udara, kelembaban atau
persiapan permukaan yang tidak baik. Istilah pinholing juga dikenal sebagai:
pin holes, solvent retents, pock marks, pitting, pops, ataupun pin pricks.
v Penyebab
v Viscosity
pada waktu penyemprotan terlalu tinggi dan tekanan rendah
v Sebelum
pengecatan akhir pada saat undercoat masih terdapat lubang-lubang kecil
v Cat
dipanaskan dengan terlalu cepat sebelum solvent menguap didalam coat
v Pencegahan
v Cek
viscosity dan tekanan pada waktu penyemprotan
v Sebelum
penyemprotan cat akhir periksa terlebihdahulu undercoatnya
v Pemanasan
cat jangan terlalu cepat
v Perbaikan
v Apabila
hanya kecil maka setelah selesai dicat dilakukan pengamplasan dengan kertas
amplas no P1200 – P1500 dengan air dan setelah itu di compound yang halus
v Apabila
parah maka amplas dahulu
pada permukaan pinehole tersebut sampai habis dan dispot epoxy primer bila
perlu, dan lakukan pengecetan ulang
6. Orange
Peel (Kulit Jeruk)
Merupakan
cacat pengecatan dengan bentuk permukaan yang tidak merata, seperti kulit jeruk
yang dsebabkan oleh kasarnya butiran yang kurang teratomisasi dengan baik.
Butiran cat yang kering sebelum lapisan merata (tidak kering bersama). Cacat
ini juga dikenal dengan nama poor flow, poor levelling, pebbling.
Gambar 6. Kulit Jeruk
v Penyebab
v Thinner
yang dipakai terlalu cepat kering
v Jarak
semprotan terlalu dekat, Viskositas semprotan terlalu kental, Tekanan udara
penyemprotan terlalu tinggi
v Pencegahan
v Gunakan
thinner yang sesuai dengan suhu sekitar, jarak semprotan 15-20 cm dari obyek,
viskositas harus sesuai pada rekomendasi, tekanan udara penyemprotan sesuai
v Perbaikan
v Apabila
hanya kecil/sedikit cukup dipoles dengan compound yang halus, atau dilakukan
pengecatan ulang setelah diamplas
7. Runs
(sagging, meleleh)
Cacat
pengecatan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya cat yang menempel ke
permukaan. Kasus ini juga dikenal sebagai overloading, curtains, gun spits,
sags, sagging ataupun drips.
Gambar 7. Meleleh
v Penyebab
v Penyemprotan
yang terlalu pelan dan jarak semprotan terlalu pendek dan keluar cat terlalu
banyak.
v Penyemprotan
langsung dilakukan tebal tidak bertahap.
v Viscocity
pada waktu penyemprotan terlalu rendah.
v Tekanan
angin terlalu rendah.
v Penambahan
thinner yang tidak tepat.
v Pencegahan
v Cara
penyemprotan harus memperhatikan tiknik penyemprotan yang benar.
v Penyemprotan
lebih baik dilakukan berulang-ulang jangan 1 kali tebal.
v Kekentalan
cat harus sesuai yang direkomendasikan
v Tekanan
angin 3-4 kg/cm2.
v Jangan
berlebihan ketika menambahkan thinner.
v Perbaikan
v Apabila
melelehnya tipis cukup diamplas dengan amplas P1200 dan selanjutnya di compound
dan di polish.
v Apabila
terlalu parah maka repainting ulang atau dilakukan pengecetan ulang
8. Polishing Marks (putty marks, tanda putty/dempul)
Merupakan cacat yang terjadi ketika selesai melakukan
poles, dengan bagian cat yang tidak seragam atau timbulnya perubahan warna
selesai poleshing.
Gambar 8.Polishing Marks
v Penyebab
v Penambahan
antara cat asli dan putty berbeda, maka top coat solvent mengakibatkan penyusutan
disepanjang featheredges, sehingga timbul tanda putty.
v Pencegahan
v Penambahan
cat asli dan putty harus sama sehingga tidak timbul tanda putty
v Perbaikan
v Lakukan
pengecatan ulang agar warnanya sesuai dan tandanya hilang
9. Cracking
Serangkaian retak yang tidak beraturan, muncul seperti
pada lumpur yang mengering. Hal ini bisa terjadi pada lapisan cat atau lapisan
bawah.
Gambar 9. Cracking
v Penyebab
v Serangkaian retak yang tidak beraturan, muncul seperti
pada lumpur yang mengering. Hal ini bisa terjadi pada lapisan cat atau lapisan
bawah.
v Terlalu
banyak hardener.
v Suhu
pada saat pengeringan terlalu panas.
v Pencegahan
v Membersihkan
permukaan sebelum dilakukan pengecatan.
v Penggunaan
hardener harus sesuai yang direkomendasikan
v Suhu
pengeringan harus sesuai dengan standar yang diharapkan.
v Perbaikan
v Melakukan
pegelupasan cat kemudian melakukan proses pengecatan mulai dari awal lagi
10. Blistering
Gelembung atau jerawat yang nampak pada lapisan cat
atas. Sering dikenal juga dengan istilah moisture blisters, blisters, bubbling,
blowing atau bubbles.
Gambar 10. Blistering
v Penyebab
v Pengecatan pada permukaan yang basah akan mengakibatkan
berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga kemungkinan terjadinya
gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent dapat tertahan dibawah lapisan
cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan langsung terkena sinar
martahari. Lapisan cat paling atas akan mengering lebih cepat, sedangkan
lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan menguap. Uap solvent
tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering dan mendesak lapisan
tersebut sehingga terjadi gelembung
v Pencegahan
v Permukaan
yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan harus dibiarkan kering sempurna
v Interval
antar lapisan diusahakan cukup lama untuk memberi kesempatan pada lapisan
sebelumnya kering sebelum diberi lapisan berikutnya. Setiap lapisan cat
diusahakan setipis mungkin agar pengeringan lebih sempurna.
v Hindarkan
pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung atau lembab) atau pada permukaan
yang langsung terkena sinar matahari.
v Perbaikan
v Dilakukan
pengelupasan kemudian dilakukan repainting ulang.
11. Fade (Memudar)
Lapisan topcoat yang baru diaplikasi menunjukkan
perbedaan warna,topcoat tampak seperti menyerap pigment
Gambar 11. Memudar
v Penyebab
v Terjadi
karena top coat kehilangan gloss (kilapnya) dengan berlalunya waktu.
v Buffing
compound diaplikasikan sebelum lapisan cat mengering sempurna.
v Pencegahan
v Jaga
baik-baik hasil pengecatan agar gloss tetap awet.
v Tunggu
lapisan cat mengering sempurna sekitar 30 menit.
v Perbaikan
v Lakukan
pengecatan ulang
12. Colour
Mismatch (wrong color, off shade,
atau
off color)
Warna
bagian bodi yang diperbaiki berbeda dengan warna asli bagian bodi lainnya,
sering disebut juga dengan . wrong color, off shade, mismatch fading atau off
color.
Gambar 12. Colour Mismatch
v Penyebab
v Pengoplosan
cat tidak sesuai yang diinginkan.
v Cat
yang digunakan sudah kadaluarsa.
v Thinner
dan cat perbandingan campurannya tidak sesuai.
v Warna bagian bodi yang diperbaiki berbeda dengan warna
asli bagian bodi lainnya.
v Pencegaahan
v Colour
matching menggunakan komputer agar cat yang diinginkan sama dengan bodi
kendaraan yang diperbaiki.
v Pada
proses pencampuran usahakan menggunakan gelas ukur/timbangan.
v Pada
saat proses pengadukan cat harus dilakukan dengan teliti.
v Perbaikan
v Apabila catnya tidak sama
maka dilakukan pengecatan ulang agar warna catnya sesuai.
13. Sanding
Scratches (Goresan Amplas)
Goresan halus terlihat
pada lapisan cat, biasanya dipermukaan.Hal ini dapat timbul dengan sendirinya
secara langsung atau setelah beberapa minggu. Biasanya dapat di bedakan antara goresan bekas amplas
mesin atau amplas manual dengan tangan.
Gambar 13. Sanding Scratches
v Penyebab
v Sanding
scratches dalam lapisan cat asli berkembang dan nampak pada permukaan top coat
pada saat top coat solvent berpenetrasi kedalam coat dibawahnya.
v Pencegahan
v Pada
saat pengamplasan awal harus halus benar jangan sampai ada bekas.
v Perbaikan
v Melakukan
pengecatan lebih lanjut dengan cara menutupinya/ menyemprotnya dengan cat.
14. Mottling
Cacat yang sering terjadi pada cat jenis metalik,
dimana serpihan metal mengapung sehingga membentuk garis atau mirip dengan
jerawat. Cacat jenis ini dikenal juga dengan istilah striping, banding,
shadowing, flooding, floating, misting, precipitation, blooming, bloom atau
bleaching.
Gambar 14. Mottling
v Penyebab
v Cacat yang sering terjadi pada cat jenis metalik,
dimana serpihan metal mengapung sehingga membentuk garis atau mirip dengan
jerawat. Cacat jenis ini dikenal juga dengan istilah striping, banding,
shadowing, flooding, floating, misting, precipitation, blooming, bloom atau
bleaching.
v Pencegahan
v Pada
proses penataan metalik pada lapisan cat ke 4 harus dilakukan dengan teliti
agar proses mottling tidak terjadi.
v Usahakan
dengan tekanan udara yang sesuai dengan standar yang diinginkan
v Perbaikan
v Dilakukan
pengelupasan kemudian dilakukan repainting ulang.
15. Lifting
Perubahan pada lapisan cat dalam bentuk kerutan ketika
lapisan cat diaplikasikan atau saat dikeringkan. Sering juga dikenal dengan
istilah wrinkling, rippling serta raising.
Gambar 15. Lifting
v Penyebab
v Permukaan
pada bodi kendaraan yang dicat terdapat kotoran seperti lem, sealer dan
sebagainya.
v Thinner
yang digunakan tidak cocok untuk jenis cat yang diaplikasikan.
v Kekentalan
cat yang tidak sesuai.
v Pencegahan
v Membersihkan
bodi kendaraan dengan udara bertekanan sebelum dilakukan pengecatan.
v Pemilihan
thinner harus sesuai dengan cat yang akan digunakan.
v Perhatikan
kekentalan cat yang digunakan.
v Perbaikan
v Dilakukan
pengelupasan kemudian dilakukan repainting ulang.
Semoga dengan artikel ini dapat bermanfaat untuk kalian yang ingin melakukan pengecatan 👌😄
Semoga dengan artikel ini dapat bermanfaat untuk kalian yang ingin melakukan pengecatan 👌😄